Aku Harus Kuat dan Tegar
sumber gambar dokri Aku Harus Kuat dan Tegar Angin bertiup sangat kencang ada
rasa khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Angin serupa puting
beliung. Seng berulangkali berdebar-debar membuat jantung ikut berirama. Setelah
keributan itu berlangsug selama lima menit, hujan pun turun. Lumayan deras dan
berhasil menghentikan amukan badai yang sempat memporak-porandakan hati. Sama
halnya seperti yang aku alami saat ini. Setelah lima menit melihat, membaca dan
sialnya aku menonton semua kelakuan binatangnya. Aku merasa terhina dan membuat
hati terluka. Air mata pun tak henti mengalir. Seperti hujan gerimis dan awet
selama satu minggu penuh. Luka tak berdarah namun sakitnya luar biasa. Seperti
diiris-iris pisau yang tajam. Sungguh sangat sakit dan ini sungguh tidak
menggenakan. Kelakuan lelaki yang sudah berjanji di hadapan Tuhan dan jemaat.
Tetap setia sampai mati dan maut memisahkan. Janji itu diucapkan dengan khusyuk
dari hati yang terdalam. Tapi setelah 8 tahun pernikahan lelaki yang sudah
menjadi tulang rusukku tergoda wanita yang bersuami. Awalnya tidak yakin berita
yang aku dengar. Dan tulang rusukku pun menyangkalnya. Berita itu tidak benar.
Aku mulai luluh, namun masih ragu. Sebab dia sudah berubah. Sebelum mengenal
perempuan itu, masih sering pulang ke rumah. Sekarang seolah-olah dia sudah lupa
ingatan.
Bahkan buah hatinya yang selalu menghubungi lewat handphone jarang
diangkatnya. Sungguh sangat menyebalkan. Lalu kebohongan itu pun terungkap.
Ibarat nangka yang sedang diumpetin dalam peti. Sedikit demi sedikit tercium
kemudian bisa ditemukan keberadaannya. Begitulah kisah perselingkuhannya yang
selalu disangkal.
Tetapi akal dan pikirannya sudah tercuci. Meskipun sudah
terbongkar perselingkuhan itu, lelaki yang disebut suamiku masih saja mengelak.
Bahkan bukti video perbuatan tidak senonoh, tetap saja ditampiknya bahkan aku
malah disalahkan. Aku tidak bisa terima perbuatan yang menjijikkan, dan dia juga
tidak terima juga bila disalahkan. Kesalahan ada padaku. Yang tidak pandai
merawat diri. Dan paling menyakitkan, tangannya bahkan kakinya telah melukai
raga. Aku sakit dan terhina. Rasa sakit hati masih ada hingga sekarang. Bahkan
timbul keinginan untuk pergi selamanya dan membawa buah hati. Namun aku masih
merasa cinta dan sayang padanya.
Entahlah aku benci diri ini. Sudah disakiti
masih saja mau menjadi istrinya. Menjadi bulan-bulanan bahkan sang pelakor pun
ikut-ikutan menyakitiku. Jika bukan karena buah hati, mungkin aku sudah terbujur
kaku. Perempuan yang berhasil merebut suami dariku sudah tidak punya hati.
Bahkan dengan terang-terangan menelepon jangan banyak tingkah. Hingga suami yang
dulunya tidak pernah memukulku kini sudah membuat hati dan raga hancur lebur.
Bahkan lelakiku menyuruh agar aku harus langsing seperti masih gadis di masa
awal bertemu. Pergumulan batin sangat mendera, menguras air mata dan tenaga. Aku
terjatuh di lembah derita dan sangat kelam serta pekat. Derita ini menyita
seluruh perhatianku. Bahkan selera makan pun lenyap.
Benar saja yang diminta lelakiku, setiap hari semakin susut sudah berat badan. Timbangan yang mencapai
75 kg kini sudah 60. Lelakiku berhasil membuat aku langsing sesuai
permintaannya. Aku berusaha tetap tegar meskipun dalam gelap air mata selalu
mengalir. Aku sebenarnya tidak dalam keadaan baik-baik saja. Nyata-nyatanya hati
sudah remuk dan hancur. Namun aku dituntut harus kuat dan tegar.
Aku mencintai
darah dagingku. Ingin melihat anak-anak menjadi orang yang sukses. Dalam tangis
dan doa, aku tetap meminta dan memohon kepada-Nya. Agar semua kepahitan ini
segera berakhir dengan manis. Aku pasti bisa melewati ini semua. Aku harus kuat
seperti batu karang yang teguh.
#Bulankasihsayang #saynotokdrt #KDRT #KPB sudah
ditulis di Kompasiana

Posting Komentar untuk "Aku Harus Kuat dan Tegar"